Serdadu Info
Informasi yang di rangkum dari sumber yang saya dapatkan. mungkin bermanfaat bagi saya dan anda
Friday, 15 January 2016
Penyakit Parainfluen
Virus berselubung yang berukuran sedang, 80 hingga 120nm, mengandung genom RNA bersegmen, beruntai tunggal, negative-sense dan memperlihatkan simetri heliks. Partikel-partikelnya bundar atau seprti filament. Bagian permukaan orthomyxoviruses mempunyai tonjolan yang empunyai tonolan yang mempunyai aktivitas hemaglutinin atau neuraminidase. Nukleoprotein heliks bagian dalam berukuran 9-15nm, dan mempunyai RNA beruntai tungal dari virus influenza A dan B yang terdiri atas delapan segmen terpisah.
Sebagian besar segmen merupakan sandi untuk protein tunggal. Karena siat alami segmen genom, jika suatu sel terkoinfeksi oleh dua virus yang berbeda dari tipe tertentu, campuran segmen gen parental dapat dipasang ke dalam virion progeny. Fenomena ini, disebut pencampuran ulang genetic, dapat menimbulkan perubahan mendadak pada antigen permukaan virus, suatu sifat yang menjelaskan cirri-ciri epidemiologic dari influenza dan merupakan masalah bermakna untuk pengembangan vaksin.
Partikel virus influenza mengandung tujuh protein structural yang berbeda. Tiga protein besar (PB1,PB2, dan PA) terikatpada RNA virus dan merupakan penyebab dari transkripsi dan replikasi RNA. Nukleoprotein (NP) berkaitan dengan RNA virus membentuk suatu struktur berdiameter 9nm yang mengambil bentuk heliks. Protein matriks (M), yang membentuk suatu lapisan di bawah selubung lipid virus, penting dalam morfogenesis partikel dan merupakan komponen utama dari virion.
Selubung lipid yang berasal dari sel mengelilingi partikel virus. Dua glikoprotein tersandi virus, hemaglutinin (HA) berfungsi untuk megikat partikel virus pada sel-sel rantat dan merupakan antigen utama terhadap antibody netralisasi, variabilitasnya merupakan penyebab dari evolusi yng berlanjut dari strain baru dan epidemic influenza yang mengikutinya sedangkan neuraminidase (NA) berfungsi pada akhir siklus kehidupan virus, ini merupakan enzim sialidase yang memindahkan asam sialat dari glikokonjugat, juga mempermudah pelepasan partikel virus dari permukaan sel yang terinfeksi selama proses pertunasan dan membantu mencegah agregasi sendiri dari virion dengan mengangkat residu asam sialat dari glikoprotein virus, disisipkan ke dalam selubung dan diperlihatkan sebagai paku dengan panjang sekitar 10nm pada permukaan partikel. Dua glikoprotein permukaan ini merupakan antigen penting yang menentukan variasi genetic dari virus influenza da imunitas inang. HA merupakan sekitar 25% dari protein virus.
Virus influenza secara relative tahan dan dapat disimpan pada suhu 0-4°C selama berminggu-minggu tanpa kehilangan daya hidup. Virus kehilangan infektivitasnya lebih cepat pada suhu -20°C daripada pada suhu +4°C eter dan denaturant protein merusak infektivitas.
HA dan antigen internal lebih stabil terhadap inaktivasi daripada virus infektif, baik infektivitas maupun hemaglutinasi lebih resisten terhadap inaktivasi pada pH basa daripada pada pH asam.
C. Klasifikasi Virus Influenza
Order (Orthomyxovirales)
Family (Orthomyxoviridae)
Subfamily (Orthomyxovirinae)
Genus (Orthomyxovirus)
Virus influenza digolongkan dalam kelompok virus RNA (Ribose Nucleic Acid) dan dibagi atas tiga tipe, yaitu A, B, dan C. Virus dengan tipe A dan B bisa menyebabkan epidemik, khususnya saat musim salju di negara dengan empat musim. Sedangkan virus influenza tipe C hanya menyebabkan masalah pernafasan yang ringan, dan diduga bukan penyebab dari epidemik. Maka dalam membahas, saya hanya akan membahasi virus influenza tipe A dan B.
D. Siklus Hidup, Replikasi dan Infeksi
Virus influenza mengikat melalui hemaglutinin kedalam asam gula sialat ke permukaan sel apitelial; biasanya di hidung, tenggorokan, dan paru-paru mammalia dan intestine burung(Langkah 1 infeksi bentuk badan). Sel mendapat virus dari endocytosis. Di acidic endosome, bagian protein hemaglutinin menggabungkan viral envelope dengan membran vakuola, melepaskan viral RNA(vRNA) molekul, aksesori protein dan RNAtergantung catatan RNA kedalam sitoplasma.(Langkah 2). Protein dan vRNA membentuk kompleks yang mengantarkan ke dalam sel nukleus, dimana RNA tergantung transkripsi RNA mulai transcribing melengkapi positif sense vRNA(Langkah 3a dan b) vRNA juga membawa ke dalam stylam dan translasi(Langkah 4) atau tetap di nukleus. Sintetis viral protein baru juga masuk melalui golgi appratus ke permukaan sel (di dalam kasus ini neuraminidase dan hemagglutinin, langkah 5b) atau transport kembali kedalam nukleus mengikat vRNA dan membentuk nival baru genome partikel(langkah 5a) Protein viral lainnya melakukan berkali kali tindakan di dalam sel utama, termasuk menurunkan cellular mRNA dan menggunakan nucleotides yang terlepas untuk vRNA sintetis dan juga menghambat translasi dari sel utama mRNAs.
Negatif sense vRNA membentuk genomes virus masa depan, RNA transkriptase dan viral protein lainnya memasangnya ke dalam virion. Hemaglutinin dan Neuraminidase molekul kluster ke dalam bulge sel membran. vRNA dan viral core protein meninggalkan nukleus dan memasuki prortrusion membran.(Langkah 6) mature virus bud melepaskan bentuk sel di sphere dari membran fosfolipid. Membutuhkan hemaglutinin dan neuraminidase dengan kulit membran. (Langkah 7) seperti sebelumnya virus melekat ke sel melalui hemaglutinin, virus mature menemukan satu ketika neuramnidase memotong cairan residues dari sel utama. Setelah dilepas dari virus baru influenza, sel utama mati. Karena absennya enzim RNA proofreading, RNA tergantung RNA transkriptas membuat .nucletiode tunggal memasukkan kasar setiap 10 ribu nucletiodes. Dimana kira-kira panjang influenza vRNA. Setidaknya setiap manufaktur influenza baru adalah mutan.
Antigenic drift. Perpisahan dari genome menjadi 8 perpecahan segmen vRNA mengijinkan percampuran atau reassortment dari vRNA bila lebih dari satu jalur vital yang telah terinfeksi sel tunggal. Hasilnya dari perubahan yang terus menerus di viral genetik menghasilkan shift antigenic dan membiarkan virus untuk menginfeksi species baru utama dan mulai mengurangi proteksi imun tubuh. Ini adalah penting dalam timbulnya pandemics, ini seperti yang didiskusikan di bagian epidemiologi.
Life cycle → Penerima batas virus diambil dan dibawa sel oleh endocytosis. Di pH yang lemah lingkungan endosome, RNP melepaskan dari MP1, dan lipoprotein menemukan percampuran dengan lipid-bilayer di vesicles, melepaskan viral RNP ke dalam sel sitoplasma, dari mana itu diantarkan ke nukleus. Viral baru protein akan di terjemahkan dari transkrip pesan RNA (mRNA). Viral baru RNA encased di capsid protein, dan bersama dengan matrix baru yang ditransport ke sisi di permukaan sel di mana membungkus komponenhaemagglutinin dan neuramindase dimana tidak bekerja sama kedalam membran sel. Progeny virions akan terbentuk dan terlepas oleh budding. Sel tidak akan mati(setidaknya seterusnya).
Flu adalah beberapa dari virus langka yang memiliki segmen genome yang terpisah (delapan). Ini meningkatkan potensi penggabungan kembali untuk membentuk(oleh pergantian segmen gene bila kedua virus berbeda menginfeksi sel sama), dan juga menyumbang penemuan terus menerus dari keturunan virus flu baru di alam ini juga bisa menduplikasi di laboratory(digunakan untuk membuat keturunan vaksin) Keturunan avian dan manusia menggabungkan kembali di pigs di timur jauh mungkin mengijinkan virulen keturunan manusia untuk tumbuh.
E. Penyebaran dan Penularan
Virus ini tersebar di antara sesama manusia lewat butir-butir percikan saat penderitanya batuk atau bersin. Di tempat orang berkerumun atau tertutup oranglebih mudah ketularan. Masa inkubasi dari penyakit ini sekitar satu hingga empat hari (rata-rata dua hari). Pada orang dewasa, sudah mulai terinfeksi sejak satu hari sebelum timbulnya gejala influenza hingga lima hari setelah mulainya penyakit ini. Sedangkan anak-anak dapat menyebarkan virus ini sampai lebih dari sepuluh hari.
F. Pengobatan
Umumnya penyakit yang diakibatkan oleh virus bisa sembuh sendiri. Yang perlu diperhatikan adalah infeksi bakteri/kuman lainnya yang biasanya menyertai infeksi virus (komplikasi). Pengobatan influenza adalah dengan membiarkan tubuh penderita membentuk antibodinya sendiri. Pengobatan flu yang utama adalah istirahat dan berbaring di tempat tidur, minum banyak cairan dan menghindari kelelahan. Tirah baring sebaiknya dilakukan segera setelah gejala timbul sampai 24-48 setelah suhu tubuh kembali normal.
Obat flu biasanya terdiri dari komponen untuk menurunkan panas (parasetamol, ibuprofen), mengurangi pilek atau hidung berair (efedrin, pseudo-efedrin, atau fenilpropanolamin [maksimal 15 mg/tablet]), dan komponen obat batuk (dekstrometorfan atau noskapin). Namun, bila gejalanya hanya demam saja, tidak perlu mengonsumsi semua komponen.
Pemberian obat itu akan meredakan gejala sekaligus mengurangi penderitaan pasien flu. Vitamin dan pengencer dahak tidak mutlak diperlukan dan perlu dinilai secara individual. Untuk penyakit yang berat tetapi tanpa komplikasi, bisa diberikan asetaminofen, aspirin, ibuprofen atau naproksen. Kepada anak-anak tidak boleh diberikan aspirin karena resiko terjadinya sindroma Reye. Obat lainnya yang biasa diberikan adalah dekongestan hidung dan penghirupan uap.
No comments:
Post a Comment
Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment