Dewi Sartika

Sosok Dewi Sartika merupakan keturunan keluarga
bangsawan. Ayah beliau adalah seorang patih di Bandung yang dibuang Belanda ke
Ternate karena dianggap memberontak. Akibatnya, Dewi Sartika tidak dapat
melanjutkan pendidikan di sekolah Belanda. Kiprah di dunia pendidikan beliau
mulai sejak 1902 dengan mengajarkan membaca, menulis, memasak, dan menjahit
bagi kaum perempuan di sekitar Bandung. Pada 16 Juli 1904, Dewi Sartika
mendirikan Sakola Istri atau Sekolah Perempuan. Tahun 1914, Sakola Istri diubah
namanya menjadi Sakola Kautamaan Istri atau Sekolah Keutamaan Perempuan. Pada
tahun 1929 Sakola Kautamaan Isteri kembali berubah nama menjadi Sakola Raden
Dewi. Selain di Kabupaten Pasundan, Sakola Kautamaan Istri sempat pula menyebar
ke luar pulau Jawa.
Pemerintah
Hindia Belanda pada 16 Januari 1939 memberi bintang jasa kepada Dewi Sartika
atas Jasanya memajukan pendidikan kaum perempuan . Pemerintah Republik Indonesia
pada tahun 1966 mengakui Raden Dewi Sartika sebagai pahlawan nasional. Upaya
beliau memajukan perempuan Indonesia menuju sebuah pandangan jauh ke depan yang
kelak juga menjadi modal dalam perjuangan membangun bangsa. Dewi Sartika wafat
saat sedang mengungsi di Desa Rahayu, Kecamatan Cineam,Tasikmalaya. Ketika itu,
wilayah Republik Indonesia tengah diserang oleh tentara NICA – Belanda pada
peristiwa Agresi Militer I Belanda tahun 1947.
Tempat/Tgl. Lahir
: Bandung, 4 Desember 1884Tempat/Tgl. Wafat : Cineam, 11 September 1947
SK Presiden : Keppres No. 252 Tahun 1966, Tgl. 1 Desember 1966
Gelar : Pahlawan Nasional
Di
daerah, Jawa Barat, untuk mengenang Dewi Sartika ada sebuah tembang yang sering
dinyanyikan anak anak sekolah, yaitu Kawih Dewi Sartika .
No comments:
Post a Comment