Sunday, 20 December 2015

Cerita Legenda Dewi Sartika



Dewi Sartika 

Sosok Dewi Sartika merupakan keturunan keluarga bangsawan. Ayah beliau adalah seorang patih di Bandung yang dibuang Belanda ke Ternate karena dianggap memberontak. Akibatnya, Dewi Sartika tidak dapat melanjutkan pendidikan di sekolah Belanda. Kiprah di dunia pendidikan beliau mulai sejak 1902 dengan mengajarkan membaca, menulis, memasak, dan menjahit bagi kaum perempuan di sekitar Bandung. Pada 16 Juli 1904, Dewi Sartika mendirikan Sakola Istri atau Sekolah Perempuan. Tahun 1914, Sakola Istri diubah namanya menjadi Sakola Kautamaan Istri atau Sekolah Keutamaan Perempuan. Pada tahun 1929 Sakola Kautamaan Isteri kembali berubah nama menjadi Sakola Raden Dewi. Selain di Kabupaten Pasundan, Sakola Kautamaan Istri sempat pula menyebar ke luar pulau Jawa.
Pemerintah Hindia Belanda pada 16 Januari 1939 memberi bintang jasa kepada Dewi Sartika atas Jasanya memajukan pendidikan kaum perempuan . Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1966 mengakui Raden Dewi Sartika sebagai pahlawan nasional. Upaya beliau memajukan perempuan Indonesia menuju sebuah pandangan jauh ke depan yang kelak juga menjadi modal dalam perjuangan membangun bangsa. Dewi Sartika wafat saat sedang mengungsi di Desa Rahayu, Kecamatan Cineam,Tasikmalaya. Ketika itu, wilayah Republik Indonesia tengah diserang oleh tentara NICA – Belanda pada peristiwa Agresi Militer I Belanda tahun 1947.
Tempat/Tgl. Lahir       : Bandung, 4 Desember 1884
Tempat/Tgl. Wafat      : Cineam, 11 September 1947
SK Presiden                : Keppres No. 252 Tahun 1966, Tgl. 1 Desember 1966
Gelar                           : Pahlawan Nasional

Di daerah, Jawa Barat, untuk mengenang Dewi Sartika ada sebuah tembang yang sering dinyanyikan anak anak sekolah, yaitu Kawih Dewi Sartika .

No comments:

Post a Comment