Kejujuran adalah sikap yang mencerminkan satu kata dan perbuatan. Artinya ucapannya sama dengan perbuatannya. Orang yang jujur selalu berkata benar. Tidak berbohong dan apa adanya. Orang jujur dapat dipercaya. Orang jujur disukai banyak orang. Lawan kata jujur adalah bohong atau dusta. Sekali kita berbohong atau berdusta maka selanjutnya orang tidak akan lagi percaya dengan kita. Maka berhati-hatilah dalam berkata. Utamakan kejujuran meskipun itu dirasa sulit untuk disampaikan. Nabi Muhammad SAW adalah contoh teladan yang baik dalam hal kejujuran. Sebelum beliau menjadi nabi, beliau sangat terkenal kejujurannya sehingga beliau mendapat gelar Al-Amin.
Pengertian
Kedisiplinan
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Disiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, yang tak sepatutnya dilakukan (karena merupakan hal-hal yang dilarang). Bagi seorang yang berdisiplin, karena sudah menyatu dalam dirinya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi dirasakan sebagai beban, namun sebaliknya akan membebani dirinya apabila ia tidak berbuat disiplin. Nilai-nilai kepatuhan telah menjadi bagian dari perilaku dalam kehidupannya. Disiplin yang mantap pada hakikatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran manusia. Sebaliknya, disiplin yang tidak bersumber dari kesadaran hati nurani akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan bertahan lama, atau disiplin yang statis, tidak hidup (Djojonegoro dalam Soemarmo, 1998: 20-21).
Suratman memberikan pengertian disiplin sebagai suatu ketaatan yang sungguh-sungguh dan didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban serta sikap dan perilaku sesuai dengan aturan atau tata kelakuan yang semestinya di dalam suatu lingkungan tertentu (Suratman, 1999: 32). Perilaku disiplin seperti tepat waktu, tertib, jujur, tepat janji dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari (Muhamad, 2003: 13).
Kedisiplinan adalah hal mentaati tata tertib di segala aspek kehidupan, baik agama, budaya, pergaulan, sekolah, dan lain-lain. Dengan kata lain, kedisiplinan merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku individu yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Hal ini berdasarkan pada pengertian dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (1988: 208), yang berasal dari kata “disiplin” berarti ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan tata tertib dan sebagainya. Ki Hajar Dewantoro (1967: 453) menyebutkan bahwa disiplin tak lain adalah peraturan tata tertib yang dilakukan secara tegas dan ketat. Dari pengertian dasar tersebut, kemudian berlanjut dengan istilah kedisiplinan yang dapat diartikan sebagai keadaan yang taat kepada peraturan tata tertib.
Selaras dengan pengertian kedisiplinan tersebut, Suradisastra (1991: 29) pun menjelaskan bahwa: kedisiplinan berasal dari kata “disiplin” yang berarti sikap untuk menepati apa yang telah dijanjikan, apa yang telah direncanakan. Kemudian dijelaskan pula, bahwa: disiplin mengandung makna keteguhan hati, kekuatan jiwa, tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang dapat mencelakakan dirinya. Keberhasilan dalam suatu usaha atau dalam mencapai cita-cita akan tergantung kepada dimiliki tidaknya sikap disiplin. Orang yang berdisiplin akan berperilaku apa yang seharusnya diperbuat, tidak mengada-ada, tidak dilebih- lebihkan tetapi juga tidak dikurangi dari keadaan yang sebenarnya. Diam tepat pada pijakannya, melangkah tepat gerakannya, melaju sesuai arahnya. Sikap disiplin dapat dilakukan untuk setiap perilaku, seperti disiplin dalam belajar,
disiplin dalam bekerja, disiplin dalam beraktivitas lainnya seperti dalam hal olahraga.
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Disiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, yang tak sepatutnya dilakukan (karena merupakan hal-hal yang dilarang). Bagi seorang yang berdisiplin, karena sudah menyatu dalam dirinya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi dirasakan sebagai beban, namun sebaliknya akan membebani dirinya apabila ia tidak berbuat disiplin. Nilai-nilai kepatuhan telah menjadi bagian dari perilaku dalam kehidupannya. Disiplin yang mantap pada hakikatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran manusia. Sebaliknya, disiplin yang tidak bersumber dari kesadaran hati nurani akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan bertahan lama, atau disiplin yang statis, tidak hidup (Djojonegoro dalam Soemarmo, 1998: 20-21).
Suratman memberikan pengertian disiplin sebagai suatu ketaatan yang sungguh-sungguh dan didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban serta sikap dan perilaku sesuai dengan aturan atau tata kelakuan yang semestinya di dalam suatu lingkungan tertentu (Suratman, 1999: 32). Perilaku disiplin seperti tepat waktu, tertib, jujur, tepat janji dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari (Muhamad, 2003: 13).
Kedisiplinan adalah hal mentaati tata tertib di segala aspek kehidupan, baik agama, budaya, pergaulan, sekolah, dan lain-lain. Dengan kata lain, kedisiplinan merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku individu yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Hal ini berdasarkan pada pengertian dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (1988: 208), yang berasal dari kata “disiplin” berarti ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan tata tertib dan sebagainya. Ki Hajar Dewantoro (1967: 453) menyebutkan bahwa disiplin tak lain adalah peraturan tata tertib yang dilakukan secara tegas dan ketat. Dari pengertian dasar tersebut, kemudian berlanjut dengan istilah kedisiplinan yang dapat diartikan sebagai keadaan yang taat kepada peraturan tata tertib.
Selaras dengan pengertian kedisiplinan tersebut, Suradisastra (1991: 29) pun menjelaskan bahwa: kedisiplinan berasal dari kata “disiplin” yang berarti sikap untuk menepati apa yang telah dijanjikan, apa yang telah direncanakan. Kemudian dijelaskan pula, bahwa: disiplin mengandung makna keteguhan hati, kekuatan jiwa, tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang dapat mencelakakan dirinya. Keberhasilan dalam suatu usaha atau dalam mencapai cita-cita akan tergantung kepada dimiliki tidaknya sikap disiplin. Orang yang berdisiplin akan berperilaku apa yang seharusnya diperbuat, tidak mengada-ada, tidak dilebih- lebihkan tetapi juga tidak dikurangi dari keadaan yang sebenarnya. Diam tepat pada pijakannya, melangkah tepat gerakannya, melaju sesuai arahnya. Sikap disiplin dapat dilakukan untuk setiap perilaku, seperti disiplin dalam belajar,
disiplin dalam bekerja, disiplin dalam beraktivitas lainnya seperti dalam hal olahraga.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Kedisiplinan
1. Pengertian Kedisiplinan
Kata kedisiplinan berasal dar
i bahasa Latin yaitu
discipulus
, yang berarti
mengajari atau mengikut i yang
dihormati. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2007), menyatakan bahwa
disiplin adalah:
a.Tata tertib (di sekolah, di kantor,
kemiliteran, dan sebagainya).
b.Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata
tertib.
c.Bidang studi yang memiliki objek dan
sistem tertentu.Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk
melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai
-
nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan atau ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap
atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak
dirasakan sebagai beban, bahkan
sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana
lazimnya(Prijodarminto,1994).
Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2000),
kedisiplinan hakikatnya adalah
sekumpulan tingkah laku individu
maupun masyarakat yang mencerminkan rasa
ketaatan, kepatuhan, yang didukung
oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan
kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.
Menurut Arikunto (1990), di dalam pembicaraan kedisiplinan dikenal dua istilah
yang pengertiannya hampir sama tetapi pembentukannya secar aberurutanKedua
istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan
istilah siasatdan ketertiban.
Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang
dalam mengikuti peraturan dan tata
tertib karena didorong oleh sesuatu dari luar
misalnya karena ingin mendapat pujian
dari atasan. Selanjutnya pengertian disiplin atau siasat menunjuk pada
kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong kesadaran yang
ada pada kata hatinya (Arikunto, 199). Kedisiplinan dapat diartikan sebagai
serangkaian aktivitas / latihan yang dirancang karena dianggap perlu
dilaksanakan untuk dapat mencapai sasaran tertentu (Sukadji, 2000).
Kedisiplinanmerupakan sikap atau perilaku yang menggambarkan kepatuhan kepada
suatu aturan atau ketentuan. Kedisiplinanjuga berarti suatu tuntutan bagi
berlangsungnya kehidupan yang sama, teratur dan tertib,yang dijadikan syarat mutlak
bagi berlangsungnya suatu kemajuan dan perubahan
- perubahan ke arah yang lebih
baik(Budiono, 2006).Santoso(2004) menyatakan bahwakedisiplinan
adalah sesuatu yang teratur, misalnya
disiplin dalam menyelesaikan pekerjaan berarti bekerja secara teratur. Kedisiplinan
berkenaan dengan kepatuhan dan ketaatan seseorang ataukelompok orang terhadap
norma
-norma dan peraturan
-peraturan yang berlaku, baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis. Kedisiplinandibentuk serta berkembang
melalui latihan dan pendidikan sehingga terbentuk kesadaran dan keyakinan dalam
dirinya untuk berbuat tanpa paksaan.Kedisiplinanadalah suatu sikap yang
mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap aturan(Moenir, 1999)
Sikap kedisiplinan
dan kejujuran

Dimas ababil
XII IPS 2
13
No comments:
Post a Comment